Review Film Gandhi Indonesia

Berkisah tentang biografi Mohandas Karamchad Gandhi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mahatma Gandhi. Sesosok tokoh yang namanya telah melegenda dalam sejarah umat manusia modern. Gandhi merupakan seorang pria India yang telah tercatat sebagai pejuang idealis yang mempertahankan prinsip non-violence, atau non-kekerasan. Melalui karya Columbia Pictures ini, kita diajak mengarungi langsung perjalanan hidup seorang Gandhi dalam mempraktikkan implementasi prinsip non-kekerasan-nya dalam kehidupan nyata yang penuh konflik.

        Film ini dimulai dengan adegan dimana Gandhi akan melakukan ibadah sore bersama para pengikutnya. Gandhi yang telah lemah, dibopong oleh dua orang pengikutnya, berjalan perlahan menuju keramaian. Saat itu, terdapat seorang diantara ratusan yang mendekat, mencium kaki Gandhi. Pria tua itupun membungkuk pada pengikutnya tersebut, hanya untuk mendapati bahwa si pengikut tersebut ternyata mengambil pistol, untuk kemudian menembaki Gandhi tepat di dada. Menyebabkan Gandhi terjatuh dan meninggal pada saat itu juga. Sejurus kemudian, kamera menyorot kepada ramainya kerumunan orang yang datang pada saat pemakaman Gandhi. Menurut website IMDB, tak kurang dari 400.000 orang direkrut sebagai figuran saat itu. Jumlah yang amat fantastis menurut ane. Tak pelak, adegan tersebut dikatakan sangat representative dengan kondisi nyata pemakaman Gandhi di tahun 1948.


      Dikisahkan pada tahun tersebut, Gandhi muda pergi ke Praetoria, Afrika Selatan sebagai pengacara pendamping para pedagang muslim asal India. Gandhi yang kemudian diusir dari gerbong 1st class hanya karena dia seorang dengan kulit berwarna, marah. Di Afrika Selatanlah perjuangannya dimulai. Ia menuntut kesetaraan antara India dan kulit putih. Seiring waktu, dibarengi dengan keluar masuknya ia dalam penjara, Gandhi muda berhasil mengangkat derajat kaumnya di Afrika Selatan.

      Setelah misinya dirasa berhasil, ia pun akhirnya kembali ke tanah asalnya, India. Ia dianggap sebagai pahlawan disana, dielu-elukan, dipuji sebagai pejuang HAM. Karena itu, Gandhi kemudian disambut oleh para pejabat India, bahkan diundang dalam Kongres Nasional India. Namun dalam hingar bingar gelar “pahlawan” tersebut, Gandhi merasa masih ada yang kurang. Didapatinya di pinggir jalan bahwa masih banyak warga miskin yang menderita. Karena itulah kemudian Gandhi melakukan perjalanan ke seantero India. Ia menyebutnya discovering India.


      Dikisahkan pada tahun tersebut, Gandhi muda pergi ke Praetoria, Afrika Selatan sebagai pengacara pendamping para pedagang muslim asal India. Gandhi yang kemudian diusir dari gerbong 1st class hanya karena dia seorang dengan kulit berwarna, marah. Di Afrika Selatanlah perjuangannya dimulai. Ia menuntut kesetaraan antara India dan kulit putih. Seiring waktu, dibarengi dengan keluar masuknya ia dalam penjara, Gandhi muda berhasil mengangkat derajat kaumnya di Afrika Selatan.

      Setelah misinya dirasa berhasil, ia pun akhirnya kembali ke tanah asalnya, India. Ia dianggap sebagai pahlawan disana, dielu-elukan, dipuji sebagai pejuang HAM. Karena itu, Gandhi kemudian disambut oleh para pejabat India, bahkan diundang dalam Kongres Nasional India. Namun dalam hingar bingar gelar “pahlawan” tersebut, Gandhi merasa masih ada yang kurang. Didapatinya di pinggir jalan bahwa masih banyak warga miskin yang menderita. Karena itulah kemudian Gandhi melakukan perjalanan ke seantero India. Ia menyebutnya discovering India.

source : http://bangfaiq.blogspot.co.id/2014/01/review-gandhi-1982.html

0 komentar:

Posting Komentar